GFRIEND Fallin’ Light: A Soft Semiotics Review
Oleh: Akmal
Faradise
Saya kurang tahu, sebenarnya
kebetulan itu ada atau tidak. Debateable.
Namun sejatinya saya sangat suka momen-momen ‘kebetulan’ yang terjadi. Salah
satunya ketika harus mendengarkan, dan kemudian suka sebuah lagu Kpop.
Pengetahuan musik saya tidak luas, namun sebenarnya saya memiliki genre tertentu yang lebih sering didengarkan. Musik-musik dengan beat yang naik. Biasanya cenderung berupa lagu anime. Tapi beberapa lagu kpop ada juga yang demikian.
Pengetahuan musik saya tidak luas, namun sebenarnya saya memiliki genre tertentu yang lebih sering didengarkan. Musik-musik dengan beat yang naik. Biasanya cenderung berupa lagu anime. Tapi beberapa lagu kpop ada juga yang demikian.
Iseng, beberapa waktu yang lalu (tepatnya
pertengahan Nopember) saya mencari lagu yang trending di Youtube. Bosan dengan playlist yang ada sih. Ada yang mencuri perhatian saya waktu itu,
GFRIEND. Grup ini comeback dengan
lagu berjudul ‘Fallin’ Light’. Saya tidak berekpektasi lebih sebenarnya, walau
sebelumnya saya suka lagu mereka yang berjudul ‘Time for The Moon Night’.
Sedetik kemudian, tombol play saya tekan.
Dan, lima menit kemudian saya menyukai lagunya. Bahkan menjadi salah satu lagu
favorit yang terus-menerus saya putar setelah As If It’s Your Last-nya
Blackpink dan Fancy You-nya Twice (sebelum akhirnya ketambahan Navillera dan
Sunrise, serta beberapa judul lain di playlist
wkwk). Tapi kemudian, seperti biasa, saya tidak bisa hanya menikmati sesuatu
tanpa memberikan komentar.
Tulisan berikut akan berisi opini pribadi mengenai lagu-MV GFRIEND Fallin’ Light, apa yang saya suka (saja) atas lagu-MV mereka serta sedikit tambahan sudut pandang semiotika atas MV mereka. Walau bahasan semiotika tidak murni hasil pikir saya.
Tulisan berikut akan berisi opini pribadi mengenai lagu-MV GFRIEND Fallin’ Light, apa yang saya suka (saja) atas lagu-MV mereka serta sedikit tambahan sudut pandang semiotika atas MV mereka. Walau bahasan semiotika tidak murni hasil pikir saya.
Musik dan Lirik
Santai tapi enerjik. Saya bisa
merasa bersemangat mendengar lagu ini. Mirip dengan lagu anime, yang mengajak
badan untuk bergerak. Lirik-liriknya puitis, setidaknya begitu yang saya pahami
dengan membaca terjemahannya. Menurut saya isinya tentang cerita romansa yang
dibalut kenangan, dan cara penyampaiannya tidak alay. Tapi ternyata ada makna
yang di luar bayangan saya mengenai MV ini. Jelasnya akan saya jabarkan di
bagian semiotika.
Cinematografi
Seperti cara pengambilan video kpop
secara umum, selalu ada pengambilan close
up dan efek dolly out. Scene per cerita proporsional dan rapi.
Yap tidak banyak komentar. Bagus.
Konsep
Konsep
MV mereka ‘bermain’ dengan cahaya.
Enam member memiliki bagian cerita masing-masing dengan scene cahaya yang berbeda. Tema umum cahaya, dapat dibagi dengan
baik. Satu tema tapi penafsiran atas cahaya itu berbeda. Ada yang ditafsirkan
dengan candlelight, lampu kamar, api,
sinar masuk dan bayangan.
Proporsi Beat
Proporsi Beat
Saya tidak tahu apakah ini ciri
khas GFRIEND atau hanya terdapat pada beberapa lagu. Menurut saya, Fallin’
Light sudah mencapai climax beat-nya
diawal. Dua bagian selanjutnya tidak setinggi beat pertama. Jadi, bagian pertama tinggi. Dua bagian selanjutnya beatnya lebih turun, baik dengan
proporsi lirik atau lagu. Gayanya lagunya sih mirip lagu anime. Kalau kata
teman saya, GFRIEND juga berkiblat pada anime/Jejepangan. Entahlah.
Outfit/Kostum
Outfit/Kostum
Sowon CS mengenakan busana dengan
citra anggun. Baju-baju sederhana dengan motif yang tidak terlalu pop-up tapi asik dilihat. Sederhana tapi
pas dengan suasana MV.
Koreografi
MV ini menyertakan beberapa
koreografi yang bisa dinikmati, namun porsinya lebih sedikit daripada adegan
yang mencerminkan lirik. Saat tulisan ini dibuat, saya belum menemukan video comeback stagenya. Namun secara umum,
koreografinya tidak terkesan agresif tapi lebih pada karakter anggun. Tidak ada
gerakan-gerakan sensual. Mereka seakan menari dengan santai.
Ciri Khas GFRIEND pada MV
Ada beberapa hal yang sering
diulang pada beberapa MV GFRIEND, mungkin semacam ciri khas. Pertama adalah
proporsi scene, lebih banyak adegan yang memvisualisasi lirik daripada
koreografi. Kedua, outfit yang
sederhana dan tidak terkesan sensual. Ini dapat dilihat mulai awal debut.
Mungkin karena mereka lebih banyak mengusung tema pertemanan. Ketiga,
koreografi yang santai dan manawan. Poin dua dan tiga, membuat GFRIEND menjadi
spesial dengan tampil ‘apa-adanya’ atau tepatnya sangat alami. Kalau dalam
bahasa Madura sih ‘tak ressem’ wkwk.
Bagian yang Saya Suka
Secara pribadi ada beberapa bagian
yang saya suka dari MV dan lagu GFRIEND kali ini. Koreografi mereka ada yang
relate dengan gaya atau kebiasaan saya haha. Maksud saya, gerakan tarian mereka
kadang saya lakukan dalam keseharian. Dan kebiasaan itu sudah muncul jauh
sebelum saya tahu GFRIEND atau bahkan kpop sekalian.
Ada tiga bentuk. Pertama gerakan seperti dubsmash tapi lebih lentur. Saya sering melakukan hal itu untuk menunjukkan respon atas sesuai yang keren atau kalau dalam bahasa meme seperti visualisasi ‘thug life’. Kedua, adalah gerakan buka-tutup tangan kaya mangap-mangap. Tangan kanan member seolah diposisikan sebagai mulut yang sedang berbicara. Maksudnya apa coba? Ahaha. Ketiga, bagian ketika tangan kanan mereka merepresentasikan orang berjalan di atas tangan kiri. Sepertinya ini hanya dilakukan Eunha. Gerakan kedua dan ketika kadang saya lakukan saat iseng atau begong. Entah, tangan ini suka tiru-tiru gerakan ala konduktor yang naik-turun menginstruksikan pergantian tempo ataupun nada.
Ada tiga bentuk. Pertama gerakan seperti dubsmash tapi lebih lentur. Saya sering melakukan hal itu untuk menunjukkan respon atas sesuai yang keren atau kalau dalam bahasa meme seperti visualisasi ‘thug life’. Kedua, adalah gerakan buka-tutup tangan kaya mangap-mangap. Tangan kanan member seolah diposisikan sebagai mulut yang sedang berbicara. Maksudnya apa coba? Ahaha. Ketiga, bagian ketika tangan kanan mereka merepresentasikan orang berjalan di atas tangan kiri. Sepertinya ini hanya dilakukan Eunha. Gerakan kedua dan ketika kadang saya lakukan saat iseng atau begong. Entah, tangan ini suka tiru-tiru gerakan ala konduktor yang naik-turun menginstruksikan pergantian tempo ataupun nada.
Best part, saya punya Bias
baru. Ahaha. Dalam hal ini doi adalah si lead
vocalist, member terpendek yang punya muka bulat nan imut –Eunha. MV itu memesonakan
saya atas penampilan dan persona Eunha. Selain itu, line Eunha dalam Fallin’ Light berapa pada bagian yang asik-asik.
Tapi orangnya juga cakep sih, tembemnya menarik perhatian. Wkwk. Dan ternyata gaya
potongan rambut pendek membuat Eunha terlihat manis sekali, ugh.
Makna dibalik MV: Bermain Semiotika
Saya pernah mendengar bahwa banyak
pesan tersembunyi pada MV kpop. Kalau dilihat sekilas, MVnya asik dan cukup
memanjakan mata. Namun sebernarnya, liriknya dapat ditampilkan di MV dengan
cara yang menarik.
Light/cahaya di sini memang memiliki banyak versi, banyak sumber. Namun dalam tiap adegannya, cahaya selalu disandingkan dengan kenangan. Artinya cahaya adalah hal yang menguatkan sebuah kenangan bergantung si pengingat (diperankan oleh GFRIEND) berada pada ruang yang mana dan dalam kondisi yang seperti apa. Cahaya adalah hal penting, berharga dan mengikat kenangan mereka.
Nah saya juga menemukan ulasan mengenai hal tersembunyi di MV ini. Saya tidak melakukan penilaian apakah channel tersebut terpercaya dengan track record reviewnya atau mempertanyakan dari mana dia mendapat bahan tersebut. Sebab ini bukan tulisan ilmiah, hiya. Tapi dari apa yang ‘saya baca di videonya’ (iya nyebelin kan, nonton video tapi masih disuruh baca teks berjalan), penjelasannya masuk akal. Dan tentunya si reviewer memang lebih lama mengetahui kpop atau secara khusus GFRIEND lebih awal dari saya, jauh lebih awal. Sebab dia juga mereview MV Sunrise, yang secara garis waktu ternyata berhubungan. Berikut saya sertakan untuk penyegaran bahan.
Begini bunyi teori yang ada di video tersebut (saya ringkas seperlunya): ceritanya si Eunha berada di alam lain, tidak dijelaskan dia mati atau tidak. Bisa merujuk pada video sebelumnya (teori pada MV Sunrise). Nah karena member yang lain seakan tidak rela berpisah, intinya mereka kepikiran terus dengan Eunha, maka mereka mencari jalan bagaimana bisa membawa Eunha kembali ke dimensi ini. Katanya, cara yang dicoba adalah ‘Fallin Light’, yang dalam bahasa Jepang adalah tangga malaikat, sebagaimana divisualisasikan pada scene Yerin. Saya tidak bisa mencari terjemahan atau penjelasan yang memadai apakah benar Fallin’ Light itu benar dimaksudkan sebagai ‘tangga malaikat’. Semua berusaha keras untuk itu. Sowon mengunakan kristal namun gagal. Umji membuat bunga harapan dari kertas. Sementara Yuju, bikin saya bingung. Ngapain dia depan cermin?. Mungkin itu gerbang ke dimensi lain. Yerin adalah orang yang menemukan tangga itu. Nah ternyata yang tidak mendukung usaha mengembalikan Eunha adalah SinB. Entah kenapa. Jadi dia tidak berusaha membawa Eunha kembali. Katanya.
Apa yang terjadi kemudian? Pada akhirnya sih tangga malaikat itu berhasil ditemukan (atau tepatnya diaktifkan?). Cara ini berhasil saat SinB ‘meniup’ pecahan kristal Sowon. Divisualisasikan dengan cahaya yang muncul menyinari tangga. Saya tidak yakin, tapi sepertinya mereka berhasil membawa Eunha kembali ke dimensi ini. Semuanya senang, kecuali SinB yang sepertinya lebih penasaran dengan tangga malaikat itu sendiri. Semua yang disampaikan bisa kita lihat pada scene dan lirik. Sebagai catatan, meski disebut sebagai ‘teori’ (dengan maksud ‘opini yang belum bisa dibuktikan’), sebenarnya si pengunggah video tersebut sedang melakukan praktik semiotik, meskipun bisa masuk soft semiotika. Tapi, berdasar apa yang sudah dibawah, saya juga merasa hal yang mengganjal. Jangan-jangan lirik dan MV tidak serta merta linier. Bisa jadi lirik bercerita A, sementar MV membangun semesta ceritanya sendiri. Hmm entahlah.
Light/cahaya di sini memang memiliki banyak versi, banyak sumber. Namun dalam tiap adegannya, cahaya selalu disandingkan dengan kenangan. Artinya cahaya adalah hal yang menguatkan sebuah kenangan bergantung si pengingat (diperankan oleh GFRIEND) berada pada ruang yang mana dan dalam kondisi yang seperti apa. Cahaya adalah hal penting, berharga dan mengikat kenangan mereka.
Nah saya juga menemukan ulasan mengenai hal tersembunyi di MV ini. Saya tidak melakukan penilaian apakah channel tersebut terpercaya dengan track record reviewnya atau mempertanyakan dari mana dia mendapat bahan tersebut. Sebab ini bukan tulisan ilmiah, hiya. Tapi dari apa yang ‘saya baca di videonya’ (iya nyebelin kan, nonton video tapi masih disuruh baca teks berjalan), penjelasannya masuk akal. Dan tentunya si reviewer memang lebih lama mengetahui kpop atau secara khusus GFRIEND lebih awal dari saya, jauh lebih awal. Sebab dia juga mereview MV Sunrise, yang secara garis waktu ternyata berhubungan. Berikut saya sertakan untuk penyegaran bahan.
Begini bunyi teori yang ada di video tersebut (saya ringkas seperlunya): ceritanya si Eunha berada di alam lain, tidak dijelaskan dia mati atau tidak. Bisa merujuk pada video sebelumnya (teori pada MV Sunrise). Nah karena member yang lain seakan tidak rela berpisah, intinya mereka kepikiran terus dengan Eunha, maka mereka mencari jalan bagaimana bisa membawa Eunha kembali ke dimensi ini. Katanya, cara yang dicoba adalah ‘Fallin Light’, yang dalam bahasa Jepang adalah tangga malaikat, sebagaimana divisualisasikan pada scene Yerin. Saya tidak bisa mencari terjemahan atau penjelasan yang memadai apakah benar Fallin’ Light itu benar dimaksudkan sebagai ‘tangga malaikat’. Semua berusaha keras untuk itu. Sowon mengunakan kristal namun gagal. Umji membuat bunga harapan dari kertas. Sementara Yuju, bikin saya bingung. Ngapain dia depan cermin?. Mungkin itu gerbang ke dimensi lain. Yerin adalah orang yang menemukan tangga itu. Nah ternyata yang tidak mendukung usaha mengembalikan Eunha adalah SinB. Entah kenapa. Jadi dia tidak berusaha membawa Eunha kembali. Katanya.
Apa yang terjadi kemudian? Pada akhirnya sih tangga malaikat itu berhasil ditemukan (atau tepatnya diaktifkan?). Cara ini berhasil saat SinB ‘meniup’ pecahan kristal Sowon. Divisualisasikan dengan cahaya yang muncul menyinari tangga. Saya tidak yakin, tapi sepertinya mereka berhasil membawa Eunha kembali ke dimensi ini. Semuanya senang, kecuali SinB yang sepertinya lebih penasaran dengan tangga malaikat itu sendiri. Semua yang disampaikan bisa kita lihat pada scene dan lirik. Sebagai catatan, meski disebut sebagai ‘teori’ (dengan maksud ‘opini yang belum bisa dibuktikan’), sebenarnya si pengunggah video tersebut sedang melakukan praktik semiotik, meskipun bisa masuk soft semiotika. Tapi, berdasar apa yang sudah dibawah, saya juga merasa hal yang mengganjal. Jangan-jangan lirik dan MV tidak serta merta linier. Bisa jadi lirik bercerita A, sementar MV membangun semesta ceritanya sendiri. Hmm entahlah.
Saya masih meraba-raba yang terus
mempelajari mengenai konsep yang diusung pada tiap boyband atau girlband.
Masing-masing punya keunikan sendiri. Nah GFRIEND menurut saya memang lebih
banyak mengusung mengenai pertemanan sih. Yah pendapat dari yang baru suka
memang seringkali kurang tepat uahaha. Ada juga yang bilang kalau mereka itu
pakai konsep power innconent. Jadi
memang terlihat imut-cantik-anggun namun sekaligus enerjik. Ambience ini saya rasakan di beberapa
lagu dan MV, seperti yang pernah saya ulas di bagian sebelumnya.
Komentar
Posting Komentar