Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

Selalu Saja Entah Mengapa

Gambar
Mungkin pesona. Atau bisa jadi yang lainnya. Aku sendiri tak tahu jelasnya apa. Namun, tahukah kamu bahwa menuliskan rasa di hati dapat mengurangi beban mental yang terlalu berat dipikul? Prince Photography | Source: farm9.staticflickr.com Sebagai anak pesantren, yang dulu jarang interaksi dengan lawan jenis, wajar sekali jika saat kuliah tertarik bahkan suka pada perempuan. Sebagai anak pesantren, aku juga memiliki kecenderungan untuk suka pada perempuan yang gampangnya dibilang memiliki basic agama bagus. Kelihatan di hijab dan sikap. Dari dulu, seperti sebuah siklus, aku berulang kali suka pada perempuan. Suka A, lambat laun hilang beralih kepada B. Setelah B ada lagi si C. Terus begitu, hingga mungkin sampai pada titik jenuh, aku lelah. Dan masih untung, hal itu hanya sekedar ‘suka’, bukan cinta. Jadi, resiko patah hati dan galau lebih kecil. Semoga saja begitu. Di dunia perkuliahan aku bertemu dengan orang-orang dari berbagai daerah yang memiliki perbedaan ka

Hanya Cerita Hari Kemarin

Gambar
13 Oktober 2015 senada dengan 29 Dzul Hijjah 1436 H Mungkin tak ada yang benar-benar berbeda. Bagiku tak ada istilah latepost. Sebab aku hanya perlu menulis moment yang lewat. Ini bukan berita, ini kenangan di hariku yang telah lewat agak lama. Hari itu aku kuliah seperti biasa. Dimulai dari teknik penulisan (bekal untuk proposal dan skripsiku) dan psikologi pemakai (bekal untuk memahami keberagaman pemustaka). Oh ya, makul teknologi media kosong. Hehehe. Disitu kali yang enggak biasa. Yap kuliah adalah rutinitas biasanya. Namun sehat selama aktifitas adalah nikmat yang selalu perlu kusyukuri. Hal yang biasa kita alami dan harus biasa kita ingat pentingnya. Sejujurnya aku punya masalah. Jika terlalu lama suatu moment tak kutulis, ia akan luntur dari ingatan. Terus luntur, luntur dan hingga menjadi kabur. Tak heran saat Sayyidina Ali Karramallahu Wajhahu mengatakan bahwa penting sekali mengikat ilmu dengan menuliskanna. Ingatan juga sama, untuk tak membuatnya kabur maka har

Canda Kita Di Perpustakaan

Gambar
Source: Google Image Di panggung itu, seorang pemuda tengah terduduk. Dari balik meja, iya dengan ringan menjawab setiap pertanyaan juri. Bicaranya lancar. Mudah baginya mempresentasikan tulisan yang sudah ia garap dengan sepenuh hati. “Dalam tulisan ini, saya ingin menunjukan bahwa kasus pelecehan seksual dan kekerasan anak di bawah umur tidak bisa selesai hanya dengan memenjarakan oknum yang didakwakan. Mentalitas menjadi penyebab utama terjadinya kasus-kasus diatas. Pemerintah sejatinya bisa lebih memerhatikan hal ini dan melakukan tindakan preventif sebab beban fisik maupun psikis atas pelecahan dan kekerasan seksual sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan anak dibawah umur..” Dan begitu seterusnya sehingga waktu habis. Pemuda itu tersenyum dan turun dari panggung. Sorai dan applause penonton meriuh. Dia juga mendapat apresiasi dari juri atas presentasinya yang baik. Lalu dengan langkah anggun, dia bergabung bersama rekan se-kampusnya. menit-menit berikutnya ada