Antologi Tulisan Ketiga: Inovasi Layanan Perpustakaan dan Fenomena Hoax

Judul                              : Inovasi Layanan Perpustakaan dan Fenomena Hoax
PTJ                                 : Tim Kelas Menulis Pustakawan
Edisi                               : Cetakan Pertama, September 2017
Impresum                     : Surakarta, Yuma Pustaka, 2017.
Deskripsi Fisik               : xvi + 424 halaman, 21 x 14 cm
ISBN                              : 978-602-6631-54-1

“Menjadi pustakawan merupakan bagian tidak terpisahkan dari sikap profesionalisme dan sikap sosial untuk memanusiakan manusia dalam proses belajar dan membelajarkan sepanjang hayat”

Tuntutan dan tantangan yang dihadapi perpustakaan perguruan tinggi  di Indonesia semakin besar dan kompleks. Menghadapi era globalisasi perkembangan dunia, perpustakaan dituntut semakin maju karena teknologi semakin canggih. Salah satu upaya perpustakaan agar tidak ditinggalkan pemustaka,  yakni dengan selalu berusaha untuk ikut maju ke arah yang lebih baik dan lebih bermanfaat (Perwitosari dan Hardiningtyas, 28)


Buku ini merupakan terbitan keempat dari tim KMP (Kelas Menulis Pustakawan), sepertinya begitu sih kalau saya tidak salah ingat. Buku ini merupakan kristalisasi semangat berkarya dari para pustakawan. Didalamnya terekam semangat pustakawan mengabdikan diri dalam profesinya, berani berinovasi, peka perkembangan dan maju melawan hoax. Kumpulan tulisan ini merupakan cara agar api semangat tadi turut membakar semangat pustakawan dan pegiat literasi.

Ada tiga bagian dalam buku ini. Pertama, layanan unik perpustakaan. Tulisan didalamnya berisi mengenai layanan-layanan unik yang ada di berbagai perpustakaan.. Kedua, Inovasi Layanan Perpustakaan. Banyak inovasi yang pustakawan terapkan di ruang kerja mereka dan ceritanya dibagi di buku ini. Ketiga, Fenomena Hoax. Bagian ini memuat bagaiman peran pustakawan melawan hoax yang bikin gaduh.

Judul tulisan saya “Replikasi dan Rekontekstualisasi: Menuju Perpustakaan sebagai Makerspace” masuk ke bagian pertama bahkan tulisan pertama di bab tersebut. Mungkin tulisan saya dianggap sebagai pengantar. Sebab tulisan saya berisi penawaran wacana agar perpustakakaan menjelma ruang berbagi ide (makerspace). Saya bercerita bagaimana pengalaman PKL di Malaysia dan menawarkan layanan menarik yang ada di berbagai perpustakaan di Malaysia untuk diterapkan di perpustakaan dengan menyesuaikan kontennya.

Tentu saya senang karena tulisan saya bisa masuk dalam antologi ini. Selain memang sudah diniatkan sejak lama untuk berkontribusi di KMP, juga karena buku ini merupakan antologi tulisan saya yang ketiga pada 2017. Sisi lain, ada kejutan unik yang bikin kagok (kaget).

Satu, seperti yang sudah saya sampaikan diatas yaitu tulisan saya adalah tulisan pertama di bab pertama. Diluar kemungkinan karena tulisan saya sifatnya pengantar, saya seperti merasa terhormat karena tulisan saya bisa dibaca lebih dahulu dari tulisan yang lain. Hehe. Yah meski saya tahu tulisan tersebut masih banyak bocornya.

Kedua, saya penulis termuda sekaligus satu-satunya yang masih mahasiswa S1. Ehe. Rata-rata tim penulis KMP sudah berprofesi sebagai pustakawan, atau berjenjang Pendidikan lebih tinggi atau sudah berkeluarga. Si item dekil ini bahagia bisa nyempil di deretan orang-orang yang sudah menjadi orang. Haha.

Well bagaimana pun ini merupakan sebuat proses. Tulisan yang bagus memang tidak selesai sekali jadi. Pasti akan terus ada editing untuk meningkatkan kualitasnya. Menulis dan berkarya merupakan proses asik yang perlu anda lakukan juga. Saya sudah membuat pijakan untuk menulis lebih baik lagi, kamu kapan?


Untuk pemesanan buku bisa kontak Yuma Pustaka (081391423540/085647031229) atau ibu Tri Hardiningtyas (082226168029-WA)

Komentar

Posting Komentar