ReLife, Saat Ada Kesempatan Kedua



Tertanggal 27 Agustus 2016 senada dengan 24 Dzul Qa’dah 1437

Pengantar

Saya rasa, pengangguran merupakan masalah krusial di tiap negara. Peningkatan jumlah pengangguran dan ditambah tidak tersedianya lapangan pekerjaan dapat dikatakan menjadi suatu masalah berantai, kompleks dan menjadi susah diselesaikan. Sejauh ini, pemerintah negara telah melakukan berbagai cara untuk mengatasi masalah penggangguran. Pola pendidikan yang baik sejak awal akan menekan jumlah pengangguran dalam artian pengangguran tidak serta merta jadi output dari mahasiswa yang lulus dari suatu universitas. Sementara, negara yang pola pendidikannya belum baik akan menerapkan berbagai cara untuk meminimalisir pengangguran dan menambah lapangan pekerjaan. Tidak cuma pemerintah, beberapa lembaga yang peduli akan hal ini turut melakukan tindakan preventif dan bahkan pengobatan.

Salah satu cara menarik yang terjadi di Jepang adalah memberi obat kepada subyek pengangguran. Obat ini memberikan efek perubahan usia pada si subyek, subyek akan terlihat seusia anak SMA. Lembaga yang menghandle program ini, ReLife, akan menyekolahkan kembali subyek pengangguran tersebut ke sekolah tertentu dan membiayai seluruh kebutuhan sekolah maupun harian subyek selama satu tahun. Program ini bertujuan agar si subyek kembali belajar dan mendapat kesempatan kedua setelah lulus SMA, setidaknya ada perubahan kompetensi dan cara komunikasi.

Mungkin terdengar ganjil jika ada obat yang bisa membuat orang paruh baya bisa kembali ke usia sekolah. Memang mustahil. Tidak ada hal seperti itu di dunia ini. Kecuali di anime. Saat anda membaca tulisan ini dan menyangka bahasannya akan serius mengenai pengangguran, saya ketawa dulu dari bawa layar laptop. Anda salah. Sebab ini hanya sedikit review saya mengenai anime berjudul ‘ReLife’. Sound like acedemic discourse right? Hahaha

Plot

Seperti yang saya tulis diatas, bahwa ide utamanya adalah pengangguran; percobaan pada pengangguran untuk mengulang masa SMA. Program ini dipelopori oleh lembaga riset ReLIFE. Pil yang diminum subyek ada dua warna. Warna biru dapat membuat subyek menjadi lebih muda dari usia, warna kuning membuat subyek kembali normal.

ReLIFE | Source: Google Image
Kaizaki Arata, subyek nomor 002 cabang Kanto, berjuang melakukan pembiasaan ketika memasuki masa SMA di usianya yang sudah dewasa. Pada awalnya dia merasa kesulitan karena harus berkomunikasi normal dengan anak SMA, belajar ulang materi SMA, ikut kegiatan ekstrakulikuler yang membebani fisik dan harus menyembunyikan identitas diri yang sebenarnya adalah pria dewasa. Arata tidak sendirian, ia didampingi Yoake Ryo dari ReLIFE dan di episode akhir dijelaskan ada subyek nomor 001 yang satu kelas dengannya di SMA. Diakhir, Arata menemukan kembali semangatnya dan telah menciptakan kenangan manis bersama teman-teman SMAnya.

Karakter

Kaizaki Arata. Tokoh utama. Aslinya sudah berusia 27 tahun. Dia adalah subyek dari penelitian ReLife. Orangnya baik dan peduli lingkungan sekitar. Arata  memiliki etos kerja yang tinggi. Sikap yang membuatnya dipecat dari pekerjaan adalah karena mengatas namakan keadilan. Arata kadang salah langkah ketika melakukan hal yang benar. Satu lagi, Arata lemah dalam mata pelajaran. Kebiasaan buruknya, suka merokok dan minum bir.

Yoake Ryo. Pendamping Arata, salah satu anggota ReLife cabang Kanto. Orangnya baik, cerdas dan tangkas. Ryo bisa mencari informasi diam-diam, utamanya dalam hidup Arata.

Onoya An. Anak cantik berkacamata ini aslinya merupakan Junior Ryo. An mengikuti masa SMA selama setahun untuk membiasakan diri sebagai pendamping subyek. Awalnya, An adalah calon pendamping Arata. Tapi karena belum siap secara psikis, maka An harus belajar menyesuaikan diri sebagai murid SMA, lagi.

Hishiro Chizuru. Teman satu kelas Arata. Orangnya pendiam namun sangat cerdas. Semester pertama di kelas tiga, Hishiro menjadi ketua kelas. Hishiro memiliki kekurangan dalam bersosial. Dia kurang peka dan sering bicara ceplas-ceplos. Hal yang tidak disangka adalah dia merupakan subyek 001 cabang Kanto. Kalau dilihat dari alur cerita, Hishiro sepertinya menyukai  Arata dan begitu pula sebaliknya.

Kariu Rena. Murid SMA kelas tiga yang tomboy. Rena adalah anak yang berbakat dalam pelajaran dan olahraga. Orangnya asik. Tapi sering salah paham. Di akhir cerita dia pacaran dengan Oga.

Akira Inukai. Anggap saja figuran. Wkwk. Aki tidak sering tampil. Karakternya cool dan sarkas.

Tamarai Honoka. Teman Rena sekaligus rival dalam olahraga. Anak ini kalem dan baik. Jago olahraga dan menjadi kapten tim volly.

Kazuoumi Oga. Pacar Rena. Anaknya ganteng, keren dan cerdas. Namun Oga adalah tipe cowok yang enggak peka plus sering telat bertindak. Lemah dalam berolahraga.

Nobunaga Asaji. Teman Aki dan Tamarai. Orangnya tidak terlalu muncul di dalam anime. Sering bersama Aki dan Tamarai karena teman masa kecil.

Ki-Ka: Arata, Hishiro, Ryo, Rena, Oga, An, Tamarai, Akira, Asaji
Pesan Moral

Saya rasa pesan terpenting adalah tentang bagaimana cara berkomunikasi pada orang yang beda karakter, beda latar belakang bahkan beda usia. Pesan ini saya tangkap dari keseharian Arata yang harus membiasakan diri dengan semua orang baru di lingkungan SMA. Akan kesulitan saya rasa, jika kita yang sudah berusia dua puluhan tahun harus menyamar dan membiasakan diri dengan anak SMA. Selain itu tentu pesan yang disampaikan berkaitan dengan persahabatan yang harus dijaga, kemauan keras untuk mencapai cita-cita dan menjadi diri sendiri. Yah seperti kartun Asia kebanyakan memang, klise tapi penting.

Testimoni

Keren. Saya suka anime ini. Meski cuma tiga belas episode dan yang diceritakan adalah hal ringan, tapi kreator bisa menyampaikan dengan begitu baik. Seakan hal sederhana itu tidak boleh lewat begitu saja. Animasinya bagus. Alur ceritanya cukup runtut dan tidak begitu banyak lonjakan. Satu hal yang saya suka adalah gaya cerita yang sangat remaja. Plus, guyon yang mengocok perut. Salut.

Komentar

  1. Balasan
    1. wah begitu :D
      ceritanya menurut saya asik, disampaikan dengan sederhana

      saya juga suka :D

      Hapus

Posting Komentar