Ditulis dengan Cinta, Persembahan Santri untuk Baginda
Annuqayah, 7 Rabiul Awal 1439
Mungkin Tuhan ingin memberi saya bonus rehat. Setidaknya itu
yang terpikir oleh saya ketika pulang ke rumah dan hampir tidak produktif.
Apakah saya mendapatkannya karena Lelah berjuang? Ngga juga. Perang masih di
fase genjatan senjata. Tapi sudahlah saya nikmati saja. Tujuan saya pulang
sebenarnya menyerakan hasil gerakan ‘Dari Alumni untuk Annuqayah’. Dan hal yang
paling membahagiakan adalah ternyata saya berkesempatan untuk ikut perayaan
Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan oleh PP. Annuqayah. Yeyi.
Perayaan Maulid dilaksanakan di depan Masjid Jami’ Annuqayah.
Acara ini mengundang pembicara dari Rembang, dihadiri oleh masyarakat sekitar
Annuqayah dan didesaki oleh santri putra-putri dengan tempat terpisah. Acara
dilaksanakan malam hari selepas jamaah Isya. Saya datang sendiri dan membaur di
tengah kerumunan masyarakat desa, berkumpul dengan para orang tua. Of Course, kan saya hitungannya alumni.
Banyak rangkaian kegiatan dalam acara ini. Yang utama sudah
barang tentu shalawatan dan ceramah. Ada pula pra acara berupa pertunjukan
silat yang menghibur para undangan dan santri. Namun bagi saya pribadi, adanya
acara ini sendiri merupakan sebuah kebahagiaan. Kebahagiaan yang kembali muncul
setelah sempat hiatus.
Dahulu, Annuqayah sering mengadakan acara perayaan Maulid
dengan mengundang masyarakat sekitar. Namun entah kenapa kegiatan tersebut
mengalami jeda Panjang. Pada 2016 lalu, acara besar tahunan ini kembali diadakan.
Begitulah yang saya dengar dari salah satu penduduk asli. Dan bisa dibilang
kegiatan ini merupakan yang pertama bagi saya. Sebab selama saya besar di
Annuqayah lebih dari dua puluh tahun, baru malam minggu kemarinlah saya bisa
ikut merayakan Maulid Nabi di pondok tercintah.
Ada beberapa hal yang saya dapat dari kegiatan ini. pertama
bersumber dari KH. A. Hanif Hasan, beliau mewakili masyaikh Annuqayah untuk
memberikan sambutan. Dalam sambutan tersebut beliau menyampaikan terima kasih
karena undangan sudah berkenan hadir dan banyak memberikan shadaqah untuk
acara.
Beliau juga menyampaikan bahwa momentum perayaan Maulid
merupakan wujud syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, karena berkat beliaulah
kita bisa merasakan nikmat iman. “Berpuasa Senin bisa untuk memperingati hari
kelahiran Nabi Muhammad SAW dan peristiwa Nuzulul Quran. Dua kejadian besar
tersebut terjadi pada Senin. Dan perlu diketahui bersama bahwa orang yang
pertama kali merayakan Maulid adalah Nabi Muhammad SAW sendiri” tambah beliau, aw kama qala (menyerasi diksi tanpa
mengurangi esensi).
Kedua, disampaikan oleh pengisi ceramah Kyai Roqib Abdullah. Beliau
menyampaikan bahwa Nabi Muhammad SAW sangat berhati-hati terhadap makanan, Nabi
Muhammad SAW tidak suka membuang-buang rejeki. Kalau Nabi saja begitu, masa
kita ndak malu sisa nasi di piring ndak habis?
Juga, beliau memberi penjelasan mengenai nikmat komplit yang
diterima oleh Umat Muhammad; yaitu tentu saja kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang
membuat kita bisa mengecap iman dan turunnya Al-Qur’an. Nabi Muhammad SAW, Iman
dan Al-Qur’an, kalau saya ingat lagi memang bisa dibilang keistimewaan untuk
umat Muhammad.
Dari ceramah beliau, yang menurut saya bisa menjadi refleksi
adalah bahwa keutamaan Nabi Muhammad SAW memancar ke seantero dunia dan
menyinari semua makhluk, bahkan kafir Quraisy sekalipun. Ingat kan bahwa Nabi
Muhammad SAW pernah ditawari malaikat penjaga gunung bila Nabi berkenan,
malaikat akan melemparkan gunung kepada orang kafir yang telah menyakiti Nabi.
Tapi betapa mulianya Nabi Muhammad SAW, beliau sabar dan malah membela umatnya.
Ya orang jahiliyah memang bodoh karena tidak bisa melihat betapa baiknya
beliau. Eh tapi kalau mengenai hidayah, saya ndak ikut komen loh. Allahumma
shalli ala Muhammad.
Momentum Maulid bisa menjadi waktu yang tepat bagi kita untuk
lebih mengenal sosok Nabi Muhammad SAW. Ingatlah bahwa beliau sudah mencintai
kita bahkan sebelum kita lahir. Beliau mengkhawatirkan kita bahkan di
penghujung nafasnya. Semoga kita termasuk umat yang kelak mendapat syafaat
beliau. Amin.
Jadi, perbanyak shalawat yuks!
Salam.
Komentar
Posting Komentar