Workshop Strategi Menyusun Karya Tulis Ilmiah dan Menghindari Plagiarism
10 Juni 2016 senada dengan 5 Ramadhan 1437
Bagi saya, menulis merupakan aktifitas menyenangkan dan
sekaligus sebuah pembebasan. Menyoret kata demi kata atau membubuh kalimat
lewat tuts-tuts keyboard itu seakan menjadi keseruan tersendiri bagi saya
karena membuat ide di kepala dapat disampaikan secara runtut dan memilih diksi
yang pas agar nyaman dibaca itu tidak sederhana. Tapi disitulah kesuruannya.
Saya seakan bereksperimen untuk menyusun komposisi suatu tulisan kompleks yang
renyah dan disukai. Namun, tentu ada beberapa problem yang seringkali appear
dalam sebuah proses menulis. Plagiarism, bagi saya adalah masalah besar yang cukup
susah. Kesulitan saya biasanya terletak pada; sadarkah saya ini bentuk
plagiasi, bagaimana membedakan ide orisinil saya dengan ide orang lain dan
tentu bagaimana membuat sitasi. Semua kesadaran ini secara terus menerus tumbuh
utamanya saat saya sudah menjadi mahasiswa.
How Lucky, perpustakaan UIN Sunan Kalijaga menawarkan solusi
yang dikemas dalam sebuah workshop. Sepengetahuan saya, perpustakaan UIN Sunan
Kalijaga sering mengadakan agenda seumpama seminar atau workshop yang temanya
seputar literasi, kepustakaan, TI dan subyek-subyek yang berdekatan.
Kali ini aku ikut workshop bertemakan ‘Strategi Menyusun
Karya Tulis Ilmiah dan Menghindari Plagiarism’. Tertanggal 10 Juni 2016 dan
bertempat di teatrikal perpustakaan UIN Sunan Kalijaga. Hadir sebagai pemateri
ibu Nurul Indarti dari FEB UGM. Selain itu, workshp ini adalah sebuah bentuk
kerjasama dengan Gamatechno UGM. So, secara umum kegiatan ini akan terbagi pada
dua hal; pemaparan mengenai bagaimana menyusun KTI dan penjelasan software
deteksi plagiarism buatan UGM. Berikut cuplikan materi workshop yang saya catat
dan dikombinasikan dengan materi dari slide presentasi beliau (dapat diunduh di
digilib UIN SUKA).
Ibu Nurul mengawali presentasinya dengan mengawali paparan
dengan menyajikan data statistik mengenai publikasi ilmiah. Dari sekian negara,
Indonesia ada di urutan yang tidak membanggakan. Publikasi kita kurang gencar,
jika dibanding negara lain. Memang benar dikata, menulis bukan hal mudah dan
merupakan bentuk kerja keras. Ada caranya (bacaan lebih lanjut yang beliau
sarankan adalah ‘On Writing Well’ William Zinseer). Padahal menulis merupakan
bentuk aktualisasi diri (track record) dan cara yang baik untuk menuangkan gagasan. Semakin banyak
penulis di Indonesia (dengan karya yang baik tentunya), maka negeri kita
tercinta ini akan sering dirujuk (tulisan akademisinya) oleh orang luar.
Bagaimana pun ini mengangkat nama Indonesia dan siklus pembelajaran akademik
bisa menjadi lebih baik.
Menulis merupakan proses. Biasakan menulis sejak awal. Kalau
melihat di lingkungan universitas, tentu skripsi, tesis dan disertasi merupakan
proses menulis wajib yang pasti dilewati. Menurut Ibu Nurul, skripsi merupakan
tahapan untuk kita belajar menulis, menyusun tesis adalah masa belajar
bagaimana meneliti dan diakhir ada disertasi yang merupakan cara kita belajar
memberikan kontribusi (dalam bentuk buah pikir lewat tulisan). Atau kita juga
familiar dengan buku. sebuah karya dimana kita dapat membuat hidup baru di
dalamnya. Ya baru, dalam hal ide misalnya.
Bagaimana ide menulis itu muncul? Banyak hal yang dapat
memicu hal tersebut. Secara umum ide dapat digali dari tiga kesenjangan
berikut; teoritis, empiris dan praktik. Dan jangan lupa belajar dari kesalahan
orang lain. Pembelajar cerdas melakukan hal itu. Tambahan, ide itu muncul saat
pikiran kita tenang. Jangan tegang saat menulis.
Riset adalah sebuah bentuk kegiatan untuk menambah hal baru.
Karena kita belajar akan hal baru, mencari hal baru, menemukan hal baru dan
menyampaikan hal baru. Hal yang penting juga saat melakukan riset adalah kita
sebagai peneliti harus menjaga jarak dengan obyek penelitian agar obyektifitas
riset dapat dipertahankan.
Harga diri dari seorang akademisi adalah kejujuran dalam
artian dia tidak melakukan tindak plagiat. Plagiat dalam dunia akademik
merupakan dosa besar yang dihindari. Sebab, tidak melakukan plagiat pada
dasarnya adalah menghargai buat pikir orang lain. Kalau kita ingin dihargai,
harus menghargai dahulu. Bila kita tidak mau karya kita diplagiat, jangan
melakukan plagiat. Kalau anda tahu dicubit itu sakit, jangan mencubit.
Sesederhana itu bukan? Diplagiasi itu sakit. Karya yang kita tulis susah payah
diakui dengan mudahnya oleh seseorang atau dia mencomot sebagian dari tulisan
kita tanpa menyertakan sitasi. Secara alami, manusia tidak rela dirinya
diplagiasi. Walau kadang kita tidak sadar melakukan plagiasi atau self
plagiarism (memplagiat tulisan sendiri).
Ada beberapa sumber bacaan valid yang dianjurkan utamanya
dalam penulisan karya akademik yaitu jurnal ilmiah, company profile dan buku
(meski sebenarnya buku kurang cepat perkembangannya dibanding jurnal). Tulisan
di blog pribadi seringkali kualitasnya tidak jelas, dan sitasinya berantakan.
Nah loh tulisan ini? Kan saya cuma cerita pengalaman :v. Oh iya, jangan lupa
bawa note yak kalau sedang membaca. Ia dapat berfungsi sebagai media mencatat
apa yang sudah dibaca.
Ibu Nurul memiliki keprihatinan mengenai mahasiswa. Biasanya
ini terjadi di skripsi. Bagian landasan teori seringkali hanya sebuah
‘klipingisasi’ dalam artian mahasiswa hanya menyertakan teori tanpa ada
analisis atas teori tersebut dan mengapa teori tersebut digunakan. Ibu Nurul
juga sempat bercerita mengenai pengalamannya mengelola jurnal ilmiah. Katanya,
hanya ‘orang gila’ yang mau mengelola jurnal ilmiah. Karena mengurusi jurnal
ilmiah dengan seabrek masalah (semisal stok tulisan kurang atau tidak
qualified) adalah hal yang menyita waktu, pikiran dan tenaga yang tidak
sedikit. Ribet. Tapi asik. Nah loh? :D
Ada satu pesan diakhir yang saya tangkap dari beliau. Ini
mengenai kerja sama tim. TEAM, Together Everyone Achieve More. Ada pembagian
tugas yang jelas siapa melakukan apa.
Selepas materi dari Ibu Nurul, kini paparan berpindah haluan
mengenai gtPlagiarism test. Saya lupa siapa nama mbak yang menjelaskan di
depan. Intinya dia perwakilan dari Gamatechno. Software gtPlagiarism test
dikembangkan oleh UGM. Aplikasi ini dapat mendeteksi plagiarisme dari banyak
aspek di tulisan semisal judul atau beberapa konten dan bahkan bisa semua isi.
Metodenya ada tiga; cek satu tulisan dengan tulisan lain, satu tulisan dengan
subyek serupa dan satu tulisan dengan banyak dokumen. Derajatnya adalah
similarity percentage, semakin besar persennya semakin terindikasi sebuah karya
berplagiasi. Aplikasi ini digunakan dosen untuk memperketat bimbingan terhadap
mahasiswanya bahkan sejak masih menulis proposal skripsi. gtPlagiarism test
versi dekstop dibuat tahun 2008 dan pada 2013-2015 dikembangkan versi webnya.
Setahu saya aplikasi ini pengembangannya ke publik. Sedang di kalangan UGM
sendiri ada iMust (kalau engga salah). Fungsinya mirip hanya saja untuk
kalangan terbatas (sivitas UGM, diakses dengan akun UGM).
Hm saya rasa sekian ceritanya. Semoga bermanfaat dan selamat
menulis :D
Komentar
Posting Komentar