Mantan
Oleh: Akmal f.
“Dear Mantan, terima kasih atas
segala kenangan yang sudah kita lewati, atas segala masa indah yang pernah
terjadi. Semoga kau bahagia dengannya sebagaimana aku akan bahagia dengan dia
yang hadir setelahmu. Namun namamu akan selalu kuingat pernah menjadi bagian
manis di hidupku”.
Dari mantanmu, yang masih merasakan
hangat kasihmu.
~~~
Sebenarnya, petikan curhat diatas
cukup geli untuk saya tulis. Namun itu merupakan usaha saya untuk menggambarkan
pengaruh mantan yang cukup susah dilepaskan. Jika kurang mengena, mungkin kamu
bisa membaca novel Dilan 1, Dilan 2, dan Milea sebagai referensi. Atau bisa
juga novel karya-karya Dwitasari.
Maaf saya kurang kreatif
menggambarkan “mantan” karena memang belum pernah punya dan jangan sampai.
Ngek.
Secara Bahasa, mantan itu sama
dengan kata eks atau bekas. Kalau dalam Bahasa Madura, mantan memiliki maksud
orang menikah atau acara nikahan hehe (baca: manten). Sependek yang saya tahu,
mantan sangat sering diafiliasikan pada bekas orang yang pernah menjadi pacar
kita (kita? Kalian aja deh). Dampak yang berat secara psikologis kerapkali
dirasakan paska putus. Mantan menjadi semacam hantu yang menyesakkan bila kita
ingat, penjegal untuk move on dan
sumber rasa sakit sehari-hari. Walau kalian merasa sakit karena mantan,
seringkali kalian tetap memikirkan si mantan dan mempertimbangkan untuk balikan
(rujuk). Ajaib.
Tulisan ini dimaksudkan untuk berkomentar
pendek atas fenomena mantan pasangan. Tidak dengan mantan-mantan yang lain.
Saya banyak mengetahui dan
bersinggungan dengan perkara mantan ketika kuliah. Kadang mengerikan mendengar
cerita teman-teman mengenai mantannya. Biasanya, mereka berdalih “terlanjur
sayang” jadi cukup rumit untuk menghilangkan kata mantan di kamus mereka.
Bahkan, salah satu “oknum” dosen (hehe) pernah bercerita mengenai mantan beliau.
Si Ibu (dosen saya) pernah pacaran
sekitar 5-6 tahun dengan si A. namun yang menjadi suami beliau pada akhirnya
adalah orang yang berbeda. Yah pacarannya sama siapa, nikahnya sama siapa. He.
(Maaf bu saya ngomongin ibu di tulisan). Mantan si Ibu, pernah “hadir” dalam
rumah tangga beliau. Jadi setelah beberapa tahun berumah tangga, bayangan
mengenai sosok mantan dan kenangan manis mengenai kisah mereka terpanggil. Si
Ibu, dalam beberapa waktu, merasa cukup depresi mengenai hal itu. Namun sang
suami sabar atas hal ini. Pada akhirnya waktu mengakhiri fase yang tidak nyaman
tersebut. Pilu saya dengar kisah beliau. Wa naudzubillahi min dzalik.
Cerita dari dosen tersebut
menguatkan komitmen diri sendiri sendiri untuk tidak coba-coba pacaran ataupun
coba-coba punya mantan. Duh gusti, jangan sampai.
Bagi saya, suka perempuan itu
kewajaran. Pacaran adalah pilihan. Lagipula, kita tidak akan kena pasal perdata
gegara jomblo bung! Bagi kalian yang memilih untuk punya pacar itu pilihan
kalian. Saya juga punya pilihan untuk tidak punya. Alasannya sederhana,
bebannya berat. Sebagai anak yang angin-anginan, saya tidak coba ambil resiko
menanggung beban yang tidak bisa saya tanggung ataupun ambil resiko mencoba hal
yang potensi bahayanya besar. Pacaran resiko putusnya tinggi kawan.
Sebenarnya cukup berat untuk
menulis paragraf sebelumnya Karena kesannya seperti pembelaan dan pembenaran
pendapat sendiri. Tapi sudah saya sampaikan bahwa semua itu pilihan. Dan
memilih untuk tidak pacaran saya rasa juga bukan pilihan yang buruk. Tidak
selalu, rasa suka kita pada dia diekspresikan dengan memacarinya. Saya rasa
banyak opsi lain. Ya dilamar kek. Ngarang novel kek. Haha
Kita punya hak untuk punya masa
muda tanpa gelapnya bayang mantan. Sama seperti yang Dee katakan bahwa penulis
punya hal untuk berproses kreatif tanpa harus mengalami derita berat. Maksud
saya, proses dan cerita tiap orang tidak pernah sama. Mungkin cerita anak kos
bertahan diakhir bulan atau melelahkannya revisi skripsi sudah cukup keren menjadi
cerita masa muda kita tanpa ada drama pacar-pacaran. Ceileeeee.
Alangkah baiknya komentar ini
ditutup dengan sebuah keinginan. Apakah anda tidak ingin kisah masa muda anda
tanpa pacaran ataupun mantan menjadi salah satu hadiah terbaik bagi istri anda?
Saya sih pengen. Makanya bantu. Haha
Ditulis Karena kegelisahan.
Tsaaahhhhh
Astra Seroja, 9 Agustus 2017
Source: Google Image |
Komentar
Posting Komentar