Quality Time Wild Force di Sumenep
25 Januari 2016 senada dengan 15 Rabiul Akhir 1437
Sahabat adalah mereka yang bersamamu dalam suka maupun duka.
Iya kan?
Wild Force? Haha... Itu hanya sebuah candaan yang muncul
ketika kami minum kopi bersama. Fiqie, Juki dan Imam mengunjungi rumahku saat
liburan UAS. Ya tentu agar mereka tahu suasana rumahku dan tanah Madura. Selain
itu memang ada sebuah tugas yang perlu kami jalankan. He.
Wild Force secara bahasa berarti pasukan liar. Ini juga
merupakan salah satu nama sekuel power ranger yang konsepnya hewan. Nama ini
muncul sebagai nama geng kami bwahaha...
Anyway... temen-temen sekitar satu minggu di rumahku.
Hari-hari awal diisi dengan menset up otomatisasi di perpustakaan Lubangsa dan
melakukan pelatihan bagi pustakawan. Nah selepas itu, tepatnya senin, kami
jalan-jalan ke pusat kota: Sumenep. Ada tiga lokasi yang kami sambangi. Chek
this out.
Musem Kraton dan Kraton Sumenep
Musem ini beralamt di Jalan Dr. Soetomo No. 06. Kalau dari
taman Adipura (alun-alun kota Sumenep), kita bisa menuju ke tempat ini dengan
berjalan kaki ke arah timur. Lurus doang, nyampe. Ketika tiba di museum, kami
disambut pak Erfandi yang ternyata adalah sanak famili ayah. Beliau menemani
kami berkeliling museum.
Aku kurang tahu juga luasnya berapa, tapi bentuk tempatnya
agak memanjang. Ketika kami di-guide pak Erfandi, kebetulan ada
rombongan lain.
Museum ini berisi peningglan sejarah kerajaan Sumenep. Kraton
Sumenep dalam sejarahnya merupakan bagian dari kerajaan Majapahit. Yap,
sebidang tanah yang diberikan Majapahit ke Arya Wiraraja yang telah berjasa
membangun Majapahit.
Saat pertama masuk aku melihat banyak foto. Katanya itu
merupakan foto raja-raja Sumenep. Ada keterangannya, tapi tak semuanya aku
kenal. Bahkan ada papan yang memuat daftar nama dan gelar raja/bupati Sumenep,
dari dulu hingga kini.
Di museum ini juga terdapat Al-Qur’an raksasa dengan panjang
4 M dan lebar 3 M. Beratnya mencapai 500kg. Ditulis pada 2005. Katanya ini
adalah sebuah karya pemenang lomba.
Tahu kereta kencana? Anggap saja kalau saat ini adalah mobil
kenegaraan. Kulihat ada dua kereta kencana yang parkir di museum ini. Salah
satunya merupakan pemberian dari kerajaan Inggris.
Selain itu banyak perlengkapan makan, senjata perang,
porcelen, mebel dan tempat tidur. Semua dipajang disini. Tempat tidur yang ada
merupakan milik Bindhara Saod, salah satu raja Sumenep. Ada dua ranjang, salah
satunya merupakan ranjang ukiran Jepara.
Nah selanjutnya, Om Erfandi (ok sekarang posisinya sebagai
pamanku wkwk) mengajak kami ke lingkungan Kraton yang tak jauh dari museum.
Tepatnya di arah utama museum, berjarak sekitar 10-15 meter.
Sebelum masuk Kraton, kita akan menemui ‘Labeng Mesem’
(Lawang Mesem atau pintu tersenyum). Hal ini adalah pintu gerbang menuju
Kraton. Kenapa dinamai demikian? Alkisah pada jaman dahulu ketika orang mau
lewat pintu ini, selalu disuguhi senyum manis prajurit penjaga gerbang.
Begitulah.
Di kraton ini banyak menyimpan berbagai benda juga. Ada yang
peninggalan Bindhara Saod (di ruang Panyepen) dan barang kraton juga.
Perhiasan, alat-alat, pernak-pernik, miniatur, dan masih banyak. Terlampau
susah kusebut. Selain itu di lingkungan kraton ada semacam balai pertemuan yang
hingga sekarang masih digunakan untuk acara tertentu.
Diakhir, kami mengunjungi taman sari sebagai obyek terakhir.
Sebuah kolam tempat mandi para keluarga kerajaan, tentunya. Tapi air sedang
hijau. Aku enggak mau mencuci mukaku dengan air itu meski terdapat khasiat
‘awet muda’ yang ditawarkan. Hm ada ikannya juga sih.
Setelahnya kami pun makan bakso bersama di sebuah warung
bakso langganan ayah. Langganan karena rasanya enak. Disana kami makan bersama
sembari menikmati hujan reda. Tak lupa temen-temen mengecek handphone masing-masing
sembari mencoba log in ke web SIA UIN Suka. Sayangnya susah sekali dan selalu
muncul tulisan reload. Tampilan membosankan. Jika halaman itu sudah muncul,
katanya bisa ditinggal shalat, umroh bahkan menyelamatkan dunia (guyonan meme).
Lepas makan kami pun shalat dhuhur di masjid raya Sumenep.
Asta Tinggi (Makam Raja)
Makam raja merupakan komplek pemakaman bagi raja-raja
Sumenep. Sederhana tujuan kami kesini adalah untuk ziarah. Banyak sekali makam
yang entah siapa saja. Tak bisa kuhapal. Tapi kami mengunjungi yang ‘besar’
saja; diawali ke sultan Abdurrahman, lalu Bindhara Saod. Sebenranya ada dua
lagi tapi saya tidak benar-benar ingat. Disana kami membaca surat Al-Fatihah
dan doa. Ayah yang memimpin. Ini adalah sebentuk rasa terima kasih kepada mereka
yang telah berjasa dan tanda kalau kami tidak lupa sejarah.
Water Park Sumekar (WPS)
Ini adalah tujuan akhir. Bagian serunya ada disini. WPS
merupakan sebuah tempat wisata wahana air. Tempatnya tidak jauh dari Asta
Tinggi. Tempat wisata ini baru saja dibangun. Sebenarnya tidak cuma wahana air
tapi ada juga kebung binatang dan beberapa outbond. Lumayan sih menurutku.
Tiket masuk semua dihandle ibu, bendahara utama keluarga. He.
Jadi aku enggak tahu rinciannya berapa tapi yang jelas kami mendapat diskon
karena memiliki semacam kartu promo khusus.
Hal yang kami lakukan pertama adalah berfoto ria. Menurut
pemantauanku, di lokasi ini banyak sekali spot untuk framing photography.
Keren. Dan memang ada space khusus untuk foto memang. Tak lupa juga kulihat
banyak satwa yang dipelihara disini seperti kukang, kuda, merak, simpanse
bahkan yang tak ingin kulihat; babi. Ngookk.
Tidak perlu banyak cingcong, kaki sudah gatal dan tubuh butuh
penyegaran. Lekas berganti baju dan byur... This is it! Yeah berenang
vroh. Hehaha... Aku nyemplung ke kolam yang dalam dan bermain air. Jum dan
Fiqie juga. Juki... entah malah mengawasi kami dari pinggir kolam. Disini juga
ada pelosotan air dan kami mencobanya. Hanya saja belokannya tidak tepat dan
membuat badan sakit. Bahannya dibuat dari semen halus dan buat plastik. Hadewh.
Ah sudahlah. Adik-adikku juga bermain di area khusus anak-anak tapi
berdampingan dengan area kolam dewasa. Aku dan teman-teman juga mencoba bagian
anak-anak. Waktu kami datang sudah sore jadi tidak begitu banyak orang dan WPS
seperti kami booking untuk acara keluarga. Di area renang anak, pelosotannya
lebih licin dan asyik, jadi kami lebih banyak disana mainnya. Gokil. Hm ada
cerita lucu dimana Jum menabrak mbak cantik ketika sedang berenang di area
kolam dewasa. Hihihi. Jum jum wkwk.
Oh ya disini kmi mencoba flying fox lo. Hehe. Aku pertama,
disusul Fiqie, Juki, Jum dan adekku Zidane. Asyik. Hal yang perlu dipastikan
adalah keselamatan. Banyak alat pengaman yang perlu dipasang, ini dan itu. aku
enggak tahu apa saja namanya. Tapi setidaknya alat pengaman itu membantu
menyelamatkanku dari jauh. Buktinya aku bisa menulis cerita ini.
Rasa ketika melaju di udara sangat nyaman. Aku merasa dekat
sekali dengan temanku, angin. Kecepatan itu, feel itu. ah ada beberapa hal yang
lebih baik dialami dari pada diceritakan. Sisi lain, kekuatan deskripsi
momentku kurang. Haha. Ingin sebenarnya kucoba lagi tapi tiket kami hanya
sekali jalan. Selain itu, alat pengamanan yang ada membuat selangkanganku tidak
nyaman. Ugh.
Setelahnya aku perlu menemani adikku naik perahu angsa yang
untuk menjalankannya harus dikayuh. Phew. Wahana ini berada di kolam yang dekat
dengan flying fox. Enak juga sih. intinya adikku senang, aku pun demikian.
Pedalnya harus dikayuh agak kencang. Hihi. Aku adalah yang memegang kontrol arah.
Dua putaran kami lewati memutari kolam, walau tidak putaran penuh.
Well begitulah secuil keseruan kami. Haha. Pada akhirnya,
sore-lah yang memaksa kami pulang. Usai berkemas dan ganti baju, kami mengisi
perut dulu dengan mie instan siap makan berwadahkan gelas. Ah kalian pasti
tahu, aku enggak mau sebut merk. Dan sore itu, kami kembali ke Guluk-guluk.
Untuk rehat, untuk packing (bagi yang mau balik) dan untuk isi KRS wkwk.
All Source: Huawei Y3 Camera
Komentar
Posting Komentar