Resensi Buku Menemukan Indonesia

Judul Buku                  : Menemukan Indonesia
Pengarang                   : Pandji Pragiwaksono
Penerbit                       : Bentang Pustaka
Kota Terbit                  : Yogyakarta
Tahun Terbit                : 2016
Harga                          : Rp. 58.650,- (dibeli tanggal 6 Nopembe 2016 di Togamas Jalan Suroto)
ISBN                           : 978-602-291-143-2
Cetakan                       : Kedua, Meo 2016
Kolasi                          : xvi + 284 hlm.; 20,5 cm.

Intro
Entah mungkin karena kekurangan bahan bacaan atau bagaimana saya berinisiatif untuk membeli buku bacaan. Jeda diantara PPL internasional membuat saya ingin break dan memilih untuk mengisi inspirasi dengan bacaan tentang Indonesia. Sebulan pertama hidup di Malaysia membuat saya secara tidak langsung membuat perbandingan-perbandingan antara Indonesia dan Malaysia. Dan buku setidaknya memang berisi hal tersebut, selain memang buku ini saya idamkan sejak lama.

Buku ini merupakan sebuah catatan perjalanan dari si penulis yang sudah keliling dunia. Pandji, salah satu stand up comedy-an Indonesia yang sudah berhasil melakukan tur stand up keliling dunia bertajuk 'Mesakke Bangsaku' atau sering disebut MBWT (Mesakke Bangsaku World Tour). Pada dasarnya buku ini merupakan perwujudan mimpi Pandji; menguji rasa ke-Indonesia-an dengan mengunjungi berbagai kota dan negara atau bisa dibilang rinciannya 365 hari, 20 kota, 8 negara, 4 benua. 365 hari (setahun) merupakan waktu yang telah dilalui dalam melaksanakan tur dunia, yaitu mulai dari April 2014 sampai April 2015. 20 kota adalah yang tempat Pandji datangi; Singapura, Sydney, Melbourne, Adelaide, Brisbane, Gold Coast, Hong Kong, Makau, London, Liverpool, Manchester, Amsterdam, Leiden, Berlin, Guangzhou, Beijing, Tokyo, Kyoto, Los Angeles, dan San Francisco. 8 negara (kalau saya tidak salah memetakan) yaitu Singapura, Australia, RRT, UK, Belanda, Jerman, Jepang dan Amerika. Empat benua yang disambangi adalah Asia, Australia, Eropa dan Amerika. Semua terangkum dalam 1 buku ini. Namun tidak semua tempat dia kunjungi dalam rangka tur dunia, ada juga moment liburan bersama keluarga.

Buku ini pada dasarnya menyimpan pertanyaan besar bagi semua orang, sejauh apa anda mengenal Indonesia? Apa itu sebenarnya Indonesia? Pertanyaan itu Pandji jawab dalam buku, tapi tentu dari sudut pandangnya. Namun saya cukup universal. Satu hal yang jelas adalah bahwa sebagai warga negara Indonesia, kita harus tahu sebenarnya Indonesia itu apa.  

Kerangka Bahasan
Buku ini dibagi atas kota yang disinggahi. Di kota tersebut Pandji menuliskan pengalamannya. Di beberapa kota yang disinggahi untuk tur, diceritakan tetangan MBWT Experience. Di beberapa kota, dijelaskan tentang bagaimana dia Menemukan Indonesia. Tidak lupa, tiap chapter ditambahi foto-foto pendukung, yang beberapa diantara diambil oleh fotografer pro anggota tim tur dunia.

Sebelum memulai cerita tentang kota yang dikunjungi, Pandji memberikan prakata mengenai istilah tur dunia yang dia lakukan, tepatnya bagaimana hal itu bisa terealisasi. Padahal hal itu hanya bermula dari sekedar guyonan. Namun takdir mengabulkan. Banyak pihak yang terlibat dalam tur ini. Beberapa tim yang ikut selama tur dunia, Pandji kenalkan satu per satu. Pandji juga menyertakan beberapa hal yang harus dibawa untuk melakukan perjalanan beda negara. Ini hal penting yang saya rasa juga sering diungkap oleh penulis bku yang menerbitkan buku sejenis. Dua hal yang bagi saya sangat vital dan menjadi pengetahuan baru adalah masalah visa dan colokan. Visa berfungsi sebagai izin untuk kita tinggal di negara orang lain. Tentu tiap negara akan menerapkan kebijakan yang berbeda karena perkara memasukkan orang luar ke negara sendiri memiliki konsekuensi yang besar dan berjangkna panjang. Dan colokan bagi saya merupakan hal penting karena sebagian besar media yang kita gunakan untuk produktifitas dan komunikasi semacam laptop dan hp merupakan barang elektronik. Saya ketika di Malaysia dia baru sadar bahwa tiap colokan di berbagai negara itu tidak sama karena mungkin penerapan standar kelistrikan yang berbeda dan voltase. Di akhir bab, dia memberikan kesimpulan tentang 'apa itu Indonesia?'.

Berikut beberapa bahasan di tiap kota yang dia datangi.

Impresi. Apa yang anda rasakan tatkala memijak lokasi yang baru pertama kali didatangi? Paling tidak ada kesan kekaguman. Pandji mengali setiap tulisannya dengan kesan yang dirasakan ketika menginjakkan kaki di kota tujuan. Ada yang mengagumkan, biasa saja bahkan tidak nyaman.

Penginapan. Saya rasa ini merupakan hal vital karena dimanapun kita berada perkara tempat untuk bernaung, baik permanen atau temporal, sangat tidak bisa diaggap remeh. Mau jadi gelandangan internasional? Plis jangan. Kalian butuh tidur, atap ketika hujan dan ruang mengamankan barang. Di buku ini Pandji menjelaskan pengalamannya semasa di penginapan tertentu,  fasilitas yang ada, lokasi penginapan dan akse dari penginapan ke beberapa tempat. Beberapa tempat yang sempat dia tinggal merupakan rumah dari pelajar Indonesia atau panitia afiliasi.

Destinasi. Hm bisa dibilang, ketika kita keluar negeri, tempat wisata merupakan hal utama. Dalam artian kita datang untuk tujuan jalan-jalan, atau kalau niatnya bukan jalan-jalan paling tidak sempat menyinggahi tempat wisata. Saya rasa Pandji tidak menjelaskan secara detil mengenai tempat wisata tapi paling tidak anda tahu dimana saja tempat yang perlu didatangi.

Transportasi. Yap ini sebenarnya berkaitan dengan destinasi. Informasi mengenai mode transportasi, dan rutenya sangat penting diketahu karena tidak mungkin kan anda hanya mager di penginapan. Di beberapa negara, ada transportasi publik yang sangat bervariasi dan bagus. Tapi ada juga yang kurang baik dan membingungkan bahkan kalau di Los Angeles, kendaraan pribadi seumpama mobil lebih jamak daripada LRT atau trem misalnya. Pandji juga menyinggung mengenai kebijakan parkir di negara lain yang biasanya mahal dan berbatas waktu.

Kuliner. Iyap, ini diperlukan untuk bertahan hidup. Saya sebenarnya tidak tahu Pandji memberikan informasi restoran atau tempat makan yang bersertifikat halal atau tidak karena tidak saya temukan singgungan yang mengarah pada hal itu. Tapi setidaknya kalau kalian ke luar negeri dan ingin aman dari bahan makanan haram, bisa memilih makan seafood atau memilih sayur mayur. Biasanya, bahan-bahan tersebut juga tidak dikombinasikan dengan bahan haram semisal minyak babi. Pandji lebih banyak menuliskan keterangan detil restoran yang recommended, masakan enak dan sensasi yang dia rasakan.

MBWT Experience. Bagi saya bagian ini tidak terlalu menarik sebenarnya haha. Bagian ini lebih banyak berisi cerita bagaimana pengalaman ketika sebelum memulai pentas, tempat pentas, dan respon penonton.

Menemukan Indonesia. Bagian uniknya disini. Pandji menyertakan analisanya mengenai negara atau kota yang dikunjungi dan melakukan pembandingan dengan Indonesia. Secara garis besar sih ada dua, baik dan buruk. Ketika negara yang dibandingkan lebih buruk dari Indonesia, tentu kita layak berbangga. Ketika negara yang dibandingkan lebih baik dari Indonesia, disitu Indonesia dan kita harus belajar. Contohnya adalah etika dan transportasi. Di beberapa negara maju, transportasi publik sangat diperhatikan oleh pemerintah, bagus dan penggunaannya maksimal. Sisi lain, Indonesia terkenal sebagai negara ramah, jauh lebih beretika dari Tiongkok yang jorok. Gokil ra?

Plus-Minus
saya rasa hal ini tidak begitu kentara. Bagi saya buku ini, ya standard. Jelek enggak, bagus juga tidak terlalu. Biasa saja sih. Tapi saya suka membacanya. Semangat keluar negeri menggebu, kesadaran memahami Indonesia lebih dalam tumbuh.

Saya rasa baiknya adalah bagaimana cara Pandji bertutur. Seru, ringan dan menyenangkan. Tentu mungkin karena latar belakangnya yang merupakan komedian. Tapi tulisannya berisi dan analitis.

Sisi kurang baiknya adalah pada detil informasi yang saya rasa kurang lengkap. Semisal rute transportasi dari lokasi A ke B, atau harga barang misalnya. Tapi mungkin dia tidak banyak menyinggung informasi teknis seperti ini karena bukan informasi utama yang mau disampaikan.

Nilai Pembeda
Mungkin dua hal. Pertama adalah MBWT Experience. Menurut saya, bagi beberapa orang yang ingin melakukan hal serupa (tur dunia), buku ini setidaknya bisa menjadi gambaran kondisi dan realitas tur dunia. Setidaknya ada pemahaman mengenai apa yang harus dilakukan dan bagaimana sensasinya.

Kedua tentu saja bagian 'Menemukan Indonesia'. Ini memang niatan Pandji melakukan tur dunia tapi saya rasa analisanya bagus. Indonesia bisa kita ketahui seperti apa. Saya rasa bukan tentang lebih baik atau lebih buruh negara kita dengan negara lain tapi mengetahui bahwa kita Indonesia itu penting. Karena sering kali kita hanya hidup tanpa melihat ke dalam diri bagaimana ke-Indonesia-an kita dan kuran melihat keluar bagaimana senyatanya Indonesia kita. Satu hal yang pasti adalah Indonesia kita tidak ada duanya di dunia.

Rekomendasi

Cukup layak anda miliki. Bagi saya, buku menambahn wawasan terhadap dunia selain dari Malaysia. Negara tetangga yang pernah saya cicipi rasa kehidupannya. Selain itu juga memang sisi analisis Pandji mengenai ke-Indonesia-an yang dikomparasikan dengan pengalamannya selama tur dunia, menjadi bahasan yang unik.  

Bukune

Komentar