Launching dan Bedah Buku ‘Bangga Menjadi Pustakawan’



30 Desember 2015 senada dengan 18 Rabiul Awal 1437

‘Perpustakaan itu harus bisa menyimpan informasi mengenai lokasi (dan berbagai hal) dalam radius 2km’ kata kak Iskandar. Beliau adalah kakak kelas yang sedang menempuh S2 dan kebetulan duduk bersamaku pagi ini di teatrikal Perpustakaan UIN SUKA.

Pagi ini aku berangkat dengan niat ikut kegiatan bedah buku disana. Buku tersebut juga sekaligus dilaunching. Buku berjudul ‘Bangga Menjadi Pustakawan’ lahir dari Kelas Menulis Pustakawan (KMP). Dan dalam acara ini, ATPUSI menjadi penyelenggara kegiatan sekaligus bekerjasama dengan perpustakaan UIN SUKA.

Ada dua sambutan yang disampaikan, satu dari pihak ATPUSI dan satu lagi pihak perpustakaan. Ada pula launching buku yang berupa penyerahan oleh bapak Blasius Sudarsono kepada pihak ATPUSI, Perpustakaan Kota Yogyakarta dan Perpustakaan UIN SUKA.

Bapak Blasius Sudarsono, pemerhati pustakawan Indonesia, hadir dalam bedah buku kali ini sebagai narasumber. Selain itu beliau ditemani oleh bapak Wiji Suwarno dan mas Moh. Mursyid. Ketiganya akan mengisi kegiatan bedah buku. Mas Teguh Prasetyo Utomo yang berperan sebagai moderator pun memulai kegiatan (waktu itu sekitar 09.30).

Saat Mas Mursyid angkat bicara...

Beliau banyak menginggung apa itu KMP dan 28 kontributornya. Kontributor yang hadir dipersilakan berdiri agar dikenali banyak pasang mata peserta. Buku ini merupakan kumpulan tulisan dari orang-orang yang tadi dipersilakan berdiri. Cover buku pun tak lepas disinggung. Gambar tangan kiri itu menunjukkan bahwa yang terkoneksi ke otak kanan (otak kreatifitas) adalah tangan kiri. Maksudnya harus terus berkarya.

Pustakawan penulisa pun masih jarang padahal hal menjadi penting. KMP bisa menjadi wadah yang mengakomodir hal tersebut.

Beralih ke bapak Wiji

‘Nutrisi terbaik kognisi adalah ilmu pengetahuan’ adalah kata yang kulihat di slide awal saat beliau presentasi. Pak Wiji mengupas apa yang beliau temukan di buku ini.

Ada beberapa masalah pustakawan: minder, perbedaan sikap untuk pustakawan negeri dan swasta, senioritas pustakawan dan sedikitnya pustakawan penulis. Ya bisa dibilang sebagian besat buku ini berisi curhatan pustakawan tentang keadaan yang ada di Indonesia. Jauh sekali dengan keadaan pustakawan di luar negeri, misal Australia, dimana posisi mereka setara dosen.

Harus bangga menjadi pustakawan. Lakukan dengan memotivasi diri, meningkatkan kemampuan, berinovasi  dan memperluas komunikasi. Pustakawan merupakan profesi karena ia juga memiliki lembaga pendidikan formal,  sertifikat, dan kode etik.

Pustakawan harus SMART (success, memorable, active, responsive, tangible) dan aktif berkegiatan. Tapi pustakawan memiliki tantanga yaitu perkembangan TI, harus aktif dan pembaruan koleksi perpustakaan.

Pada akhirnya pustakawan harus menunjukkan eksistensinya sebagai pembuka jendela dunia (agen literasi). Dan ekspektasi buku ini adalah agar pustakawan selalu punya ide.

--
(Nyelip) Pak Wiji sudah menulis sekitar lima buku. Tapi sepertinya lebih deh. Lalu mas teguh bilang ‘banggakan profesimu dulu agar orang lain bangga pada kita.
--

Kita beri tepuk tangan, pak Blasius akan tampil (jeng jeng)

Beliau mengawali dengan kedekatan lima kata. Pustaka ditambah ke-an (kepustakaan), per-an (perpustakaan), wan (pustakawan) dan ke-wan-an (kepustakawanan). Pustakawan adalah orang yang ahli dibidang pustaka. Perpustakaan adalah pustakawannya (orang melihat pustakawan sebagai sumber informasinya). Kepustakawanan merupakan ‘kepribadian’ yang bersemayam dalam diri pustakawan.

Kepustakawanan memiliki empat pilar sangga: panggilan hidup, semangat hidup, karya pelayanan dan karya profesional. Ada lima daya utama: berpikir, menulis, membaca, wira usaha dan beretika. Sasaran kepustakawan: bright, rich, right. Tujuan akhirnya adalah menjadi manusia paripurna berguna bagi sesama.

Tidak ada masyarakat tanpa inkripsi.
Tesis Ferarri: 1. (lupa je. maap) 2. Production document 3. Socially dependent (apa departement ya?).

Menulis adalah salah satu bentuk ekspresi.

 ---
Sesi tanya jawab: menulis perlu dimulai dan carilah teman (pustakawan atau sebangsa) yang bisa saling menguatkan.
---

Sisanya adalah bagian foto-foto dan book sign. Josh hariku. Salam.  

Gallery (Source: Coolpad Roar Camera)
 
 
Bukune


Komentar